Kepemimpinan Dalam Islam
PTKIN IAIN LANGSA
NIM 2022017018
PRODI HUKUM KELUARGA
FAKULTAS SYARIAH
Email nazwacane@gmail.com
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Kepemimpinan
adalah kemampuan seseorang dalam memotivasi orang lain untuk melakukan sesuai
tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi untuk memperbaiki
kelompok dan budayanya. Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhi dan
menggerakkan orang-orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan,
kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas.
Tetapi sering pula dalam proses pemilihan pemimpin itu terdapat menggunakan
suap (sogok), yang bertujuan agar masyarakat memilihnya. Masih banyak terdapat
kecurangan yang dilakukan oleh para calon bupat/wali kota yang hendak memimpin
daerah tersebut. Seperti diketahui pula di setiap kandidat yang mencalonkan
diri itu memiliki Tim Sukses (TS) baik ditingkat kacamatan, desa, dan dusun
sekalipun, guna untuk membantu dalam proses pencalonannya, yang mana mereka di
iming-imingi jabatan ketika bupati tersebut terpilih. Bahwa sanya gaji dari
bupati/wali kota itu cukup banyak, dan ditambah lagi dengan hasil proyek
anggaran pembangunan daerah. Sering pula terdengar tentang bupati/wali kota
terjerat kasus korupsi, ini di akibatkan oleh pemimpin yang tidak memperdulikan
masyarakatnya. Seperti bupati Konawe Utara dipanggil oleh komisi
pemberantas korupsi (KPK), bahwa sanya
dia diduga memperkaya diri sendiri dan menyalahgunakan kewenangan sehingga
menyebabkan kerugian keuangan Negara.
Dalam
sautu daerah, kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam
menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Sedangkan
menurut Tanembaum (1996:6). Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi
suatu kelompok untuk mencapai tujuan. Yakni dapat diartikan sebagai sekumpulan
dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat keperibadian. Termasuk didalamnya
kewibawaan untuk dijadikan sebagai
sarana dalam rangka menyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat
melaksanakan tugas-tugas yang di bebankan kepadanya dengan rela, penuh
semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa, serta merupakan
titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 dengan memberi wewenang kepada
daerah untuk mengantur rumah tangganya sendiri. Undang-undang tersebut
merupakan langkah awal dalam menghilangkan
kelemahan pemerintah sentralistik pada masa lalu. Kehidupan sosial
masyarakat yang nantinya akan merasakan bagaimana hasil dan dampak dari
kebijakan yang dibuat oleh kepemimpinan seorang Kepala Daerah. Oleh karena itu
gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh seorang Kepala Daerah, biasanya juga di
sesuaikan dengan kondisi dan situasi yang dibutuhkan di daerahnya.
Disinilah
dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat
terselesaikan dengan baik. Menurut Hasibuan (2001:7). Kepemimpinan ialah suatu
bentuk dominasi atas dasar kemampuan individu yang mampu mengajak dan mendorong
orang lain untuk melakukan sesuatu berdasarkan penerimaan dari kelompok dan
mempunyai suatu keahlian khusus yang tepat dalam situasi tertentu. Dengan
seorang pemimpin yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik
dalam diri masyarakatnya. Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang yang
religius, dalam artian menerima kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama
secara komulatif dan menolak ketentuan gaib serta ide ketuhanan yang berlainan.
Kemudian merupakan sebuah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin
kapada masyarakatnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan pada
hakikatnya adalah suatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang berupa
sifat-sifat tertentu seperti : keperibadian (personality), kemampuan (ability),
dan kesanggupan (capability), kepemimpinan juga sebagai serangkaian kegiatan
(Activity). Pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan kedudukan (Posisi)
serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri. Kepemimpinan juga proses antar
hubungan atau intraksi antara pemimpin, pengikut, dan situasi. Pemimpin yang
tegas selalu melakukan apa yang dikatakannya. Ia memiliki kemampuan mengesekusi
program, kebijakan atau konsep, keberanian mengambil resiko adalah salah satu
ciri utama seorang pemimpin.
1.2
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimanakah
Kepemimpinan Menurut Islam.
2.
Bagaimanakah
Kosep Kepemimpinan Menurut Islam.
1.3
Tujuan
1.
Mengetahui
Makna Kepemimpinan Menururt Islam.
2.
Mengetahui
Kosep Kepemimpinan Menurut Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kepemimpinan
Menurut Islam
Dalam ajaran agama
Islam, hadits Nabi menyebutkan bahwa setiap manusia adalah seorang pemimpin,
apakah ia sebagai kepala keluarga, sebagai imam suatu umat. Dan disini kita
dapat mengetahui bahwa Islam menyubutkan kepemimpinan dengan berbagai istilah
ataupun nama diantaranya Imamah, Ri`iyah, Imanah, dan Wilayah, yang semuanya
itu pada hakikatnya adalah Amanah (tanggung jawab) . pada prinsipnya, setiap
orang adalah pemimpin, ini sejalan dengan fungsi dan peran manusia di muka
bumi sebagai Khalifahtullah, yang diberi
tugas untuk senantiasa mengabdi dan beribadah kepada-Nya.
Kepemimpinan
didalam Islam adalah suatu hal yang Inheren, serta merupakan salah satu subsistem dalam sistem Islam yang mencakup
pengaturan seluruh aspek kehidupan secara prinsip. Menurut Feisal (1995:18)
Islam mengatur niat, amal, tujuan, sekaligus sumber kehidupan. Lalu otak
manusia kemudian mengatur proses hidup perilaku, dan tujuan hidup. Didalam
ajaran Islam, seorang pemimpin dan yang dipimpin yaitu melaksanakan kewajiban
kepemimpinan dengan penuh tanggung jawab, dan bagi seorang pemimpin dapat
melaksanakan hak berpartisipasi bagi yang
dipimpin. Pemimpin juga harus mampu mengantisipasi atau
menciptakan perubahan paradigma dimana pemerintahannya dijalankan. Dan memiliki
komitmen terhadap keinginan yang harus dicapai masyarakat.
Dalam hal ini
bahwa pemimpin bukan hanya mempengaruhi agar orang lain mengikuti apa yang
diinginkannya. Sedangkan menurut Shihab (1996:13) bagi seorang muslim yang
memimpin berarti memberikan arah atau visi berdasarkan nilai-nilai ruhaniah.
Mereka menampilkan diri sebagai teladan dan memberikan inspirasi bagi
bawahannya, untuk melaksanakan tugas sebagai keterpanggilan Ilahi. Sehingga
mereka memimpin berdasarkan visi atau mampu melihat kemasa depan (Visionary
Leadership).
Keteladanan Nabi
Muhammad SAW ini telah dijamin oleh Allah SWT dengan firmannya didalam
Al-qur`an yang artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah ini
suri tauladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah
dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab:21)
Keteladanan Nabi
Muhammad SAW sangat tepat jika dijadikan contoh oleh manusia pada umumnya dan
para pemimpin pada khususnya. Pengaruh kepemimpinan Beliau masih tetap kuat,
dan bagi umat Islam Beliau merupakan figure keteladanan yang paling utama dalam
berbagai segi kehidupan.
Sesungguhnya
banyak hal yang bisa dijabarkan dari sifat Rasulullah SAW namun semoga 4 sifat
teladan ini sungguh menjelaskan betapa sifat kepempimpinan Beliau mengakar
kepada kita walau Beliau telah wafat beberapa abad yang lalu, dan Rasulullah
memimpin dengan sifat sebagai berikut :
1. Shiddiq (Jujur). Ini adalah sifat
kejujuran yang sangat ditekankan Rasul baik kepada dirinya maupun pada para
sahabat-sahabatnya (Semoga kita juga meneladaninya).
2. Amanah (Bisa dipercaya). Sifat ini ditanamkan
khususnya kepada para sahabat yang ditugaskan semua hal apa saja untuk bisa
berbuat amanah, tidak curang (atau juga korupsi di zaman sekarang) dalam hal
apa saja.
3. Tabligh (Menyampaikan yang benar).
Ini adalah sebuah sifat Rasul untuk tidak menyembunyikan informasi yang benar
apalagi untuk kepentingan umat dan agama.
4. Fathanah (Cerdas).Sifat Pemimpin adalah
cerdas dan mengetahui dengan jelas apa akar permasalahan yang dia hadapi serta
tindakan apa yang harus dia ambil untuk mengatasi permasalahan yang terjadi
pada umat.
2.2. Konsep Kepemimpimpinan Dalam Islam
Dalam Al-Qur’an
banyak dijumpai istilah-istilah kepemimpinan antara lain: Amir, Khalifah,
Imamah dan sebagainya. Hal ini berarti Islam telah lebih dahulu mengetahui dan
menetapkan mengani asas-asas kepemimpinan jauh sebelum para ahli Barat
membahasnya.Kepemimpinan bukan suatu yang istimewa, tetapi tanggung jawab, ia
bukan fasilitas tetapi pengorbanan, juga bukan untuk berleha-leha tetapi kerja
keras. Ia juga bukan kesewenang-wenangan bertidak tetapi kewenangan melayani.
Kepimpinan di tunjuk oleh para anggotanya untuk menyelesaikan tugas dan
mencapai tujuan yang telah di tetapkan, agar mendapatkan kesejahteraan bersama.
Di dalam Islam
kepemimpinan identik dengan sebutan Khalifah yang berarti wakil atau pengganti.
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin
kepada pengikutnya dalam upaya mencapai sebuah tujuan. Menurut Jarwanto
(2015:92),Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu terapan dari ilmu-ilmu
sosial, sebab prinsip-prinsip dan rumusanya diharapkan dapat mendatangkan
manfaat bagi kesejahteraan manusia. Sesuai dengan pandangan islam bahwa
pemimpin harus dapat mengayomi masyarakat yang dipimpin nya.
Konsep kepemimpinan
dalam islam sepenuhnya bertujuan untuk mensejahterakan rakyat, dan dapat
memahami serta memberi solusi atas keluhan masyarakat yang dipimpin. Menurut
Imam Suprayogo (2006:36) konsep kepemimpinan dalam Islam mencakup beberapa
aspek :
11. Aspek Pengaruh
Dalam Islam,
pemimpin yang tidak berpengaruh akan menyebabkan hilangnya kepercayaan ummat
pada pemimpin tersebut. Bisa dicontohkan seperti Shahabat Rasulullah, Abu Bakar
As-Shiddiq, Umar bin Khattab, dan lain-lain. Mereka memiliki pengaruh sangat
besar dalam mewujudkan konsep kepemimpinan ditengah ummat Islam.
22. Aspek Kerohanian
Pemimpin dalam
Islam, selain sebagai pemimpin ummat, ia juga bertindak sebagai pemimpin agama.
Hal ini ditunjukkan langsung oleh pribadi Nabi Muhammad SAW, yang selain
sebagai pemimpin masyarakat juga sebagai pemimpin agama. Kalau kita contohkan
dalam kehidupan sekarang adalah Paus Benediktus XII, sebagai pemimpin Ummat
Katolik.
33. Aspek Karakteristik
Aspek
karakteristik merupakan salah satu aspek yang digunakan untuk menilai konsep kepemimpinan
seseorang. Aspek ini meliputi karakter pemimpin, baik maupun buruk.
Selanjutnya penting sekali untuk diperhatikan
bagi seseorang yang terlibat dalam dunia kepemipinanan meneladani Nabi Muhammad
SAW dalam memimpin, baik melalui aplikasi dan implementasinya, meskipun kita
menyadari bahwa manusia memiliki keterbatasan (kekurangan dan kelebihan), tidak
seperti halnya seorang Nabi. Namun itu bukanlah sebagai suatu hal yang mustahil
bila kita berusaha.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pemimpin adalah orang yang mendapat
amanah serta memiliki sifat, sikap, dan gaya yang baik untuk mengurus atau
mengatur orang lain. Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan
memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama
Dalam menjadi
pemimpin dimuka bumi, maka manusia harus bisa menjalankan apa yang telah
diamanatkan oleh Allah dan disetiap langkah sebagai seorang pemimpin. Allah
akan memberikan peringatan bagi kaum muslim agar selalu berhati-hati tentang
apa yang akan dilakukan sebagai Khalifah Allah dibumi.
3.2 SARAN
Dalam kehidupan, kita sering sekali
mendengar tentang kepemimpinan ataupun pemimpin dalam kehidupan bermasyarakat.
Namun masih banyak masyarakat yang tidak atau kurang paham secara benar
mengenai kepemimpinan dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu penulis
bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang kepemimpinan Islam. (SKD)
DAFTAR PUSTAKA
Feisal, 1995. Reorientasi
Pendidikan Islam, Jakarta: Gema Insani Press.
Shihab,Quarais,
1996. Wawasan Al-Qur’an,Bandung: Mizan.
Anwar Yusuf,
Ali.2002,Wawasan Islam,Bandung: Pustaka Setia.
Jarwanto,2015 Pengantar
Manajemen Kepemimpinan, Yogyakarta: Mediatera.
Suprayogo,Imam.
2006, Reformasi Visi Pendidikan Islam,
Malang: Aditya Media.
Semoga bermanfaat
BalasHapusThanks you...
BalasHapus